Pengertian, Tingkat, Aspek dan Pengukuran Literasi Keuangan

Apa itu Literasi Keuangan? 

 Literasi keuangan atau Financial Literacy adalah tingkat pengetahuan Pengertian, Tingkat, Aspek dan Pengukuran Literasi Keuangan
Literasi Keuangan
Literasi keuangan atau Financial Literacy adalah tingkat pengetahuan, keterampilan, keyakinan masyarakat terkait lembaga keuangan serta produk dan jasanya yang dituangkan dalam parameter ukuran indeks (Otoritas Jasa Keuangan, 2014). Literasi keuangan membantu dalam memberikan pemahaman tentang mengelola keuangan dan peluang untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera dimasa yang akan datang.

Literasi keuangan sangat penting untuk seseorang dalam membuat keputusan terutama yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti dalam mengambil keputusan untuk menabung (saving) atau investasi (Investment) untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Literasi keuangan selain bermanfaat bagi individunya sendiri juga bermanfaat untuk keberlangsungan sistem perekonomian suatu Negara.

Berikut ini beberapa pengertian literasi keuangan dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Manurung (2009:24), literasi keuangan adalah seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan seorang individu untuk membuat keputusan dan efektif dengan semua sumber daya keuangan mereka.
  • Menurut Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (2013:80), literasi keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keyakinan (convidence) dan keterampilan (skill) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan yang lebih baik.
  • Menurut Mitchell, literasi keuangan adalah bagaimana kemampuan seseorang untuk memproses informasi ekonomi yang diperoleh dan membuat keputusan untuk membuat perencanaan keuangan, akumulasi keuangan, pensiun, dan hutang (Farah dan Sari, 2015:134).
  • Menurut OJK (2014), literasi Keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. 
  • Menurut Kaly, hudson dan Vush (2008), literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami kondisi keuangan serta konsep-konsep keuangan dan untuk merubah pengetahuan itu secara tepat ke dalam prilaku (Widyawati, 2012).


Tingkat Literasi Keuangan 

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2014), tingkatan literasi keuangan seseorang dibedakan menjadi empat jenis tingkat, yaitu:
  1. Well Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
  2. Suff Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
  3. Less Literate. Pada tahap ini, seseorang hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan. 
  4. Not Literate. Pada tahap ini, seseorang tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

Aspek-aspek Literasi Keuangan 

Menurut Chen dan Volpe, literasi keuangan terbagi menjadi empat aspek, yaitu sebagai berikut (Ulfatun et al, 2016:4):
  1. Pemahaman beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan dasar tentang keuangan pribadi. 
  2. Savings and borrowing (tabungan dan pinjaman), bagian ini meliputi pengetahuan yang berkaitan dengan tabungan dan pinjaman seperti penggunaan kartu kredit. 
  3. Insurance (asuransi), bagian ini meliputi pengetahuan dasar asuransi, dan produk-produk asuransi seperti asuransi jiwa dan asuransi kendaraan bermotor.
  4. Investment (investasi), bagian ini meliputi pengetahuan tentang suku bunga pasar, reksadana, dan risiko investasi.
Sedangkan menurut Nababan dan Sadalia (Budiono, 2012:11), literasi keuangan terbagi menjadi lima aspek pemahaman, yaitu:
  1. Basic Personal Finance. Basic Personal Finance mencakup berbagai pemahaman dasar seseorang dalam suatu sistem keuangan seperti perhitungan bunga sederhana, bunga majemuk, inflasi, opportunity cost, nilai waktu, likuiditas aset, dan lain-lain. 
  2. Money Management (pengelolaan uang). Money management mempelajari bagaimana seorang individu mengelola uang pribadi mereka. Semakin banyak pemahaman mengenai financial literacy maka semakin baik pula individu tersebut mengelola uang pribadi mereka.
  3. Credit and debt management. Manajemen perkreditan adalah suatu rangkaian kegiatan dan komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain secara sistematis dalam proses pengumpulan dan penyajian informasi perkreditan suatu bank. 
  4. Saving and investment. Tabungan (saving) merupakan bagian dari pendapatan masyarakat yang tidak dipergunakan untuk kegiatan konsumsi, sedangkan bagian dari tabungan yang dipergunakan untuk kegiatan ekonomi (menghasilkan barang dan jasa) yang menguntungkan disebut dengan investasi (investment). 
  5. Risk management. Risiko adalah sesuatu yang muncul akibat adanya suatu ketidakpastian. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga kerugian yang dialami dapat diminimalisir atau keuntungan yang akan diperoleh dapat dioptimalkan. 

Pengukuran Literasi Keuangan 

Literasi keuangan dicerminkan oleh pengetahuan dan kemampuan seseorang secara kognitif mengenai keuangan. Menurut Remund (2010:45), terdapat empat hal yang paling umum dalam literasi keuangan, yaitu pengetahuan dan kemampuan mengenai penganggaran, tabungan, pinjaman dan investasi.

Variabel Literasi keuangan secara lebih luas mengukur kemampuan seseorang berkaitan dengan pemahaman mengenai nilai tukar uang, fitur jasa layanan keuangan, pencatatan keuangan, sikap dalam mengeluarkan keuangan. Menurut Widayat (2010:76), terdapat beberapa hal dalam pengukuran literasi keuangan, yaitu:
  1. Menyusun/merencanakan anggaran penghasilan yang akan diterima. 
  2. Menyusun/merencanakan anggaran biaya yang akan dikeluarkan. 
  3. Kepatuhan terhadap rencana anggaran pengeluaran. 
  4. Pemahaman atas nilai riil uang. 
  5. Pemahaman nilai nominal uang. 
  6. Pemahaman tentang inflasi. 
Menurut Australian Securities & Investment Commission, untuk mengetahui seberapa besar tingkat literasi keuangan seseorang dapat digunakan tolok ukur pengetahuan sebagai berikut (Yunikawati, 2012:61):
  1. Pengetahuan seseorang atas nilai suatu barang dan skala prioritas dalam hidupnya.
  2. Penganggaran, tabungan dan bagaimana mengelola uang. 
  3. Pengelolaan kredit.
  4. Pentingnya asuransi dan melindungi terhadap resiko.
  5. Dasar-dasar investasi. 
  6. Perencanaan pensiun. 
  7. Pemanfaatan dari belanja dan membandingkan produk dimana harus pergi mencari saran dan informasi bimbingan, dan dukungan tambahan.
  8. Bagaimana mengenali potensi konflik atas kegunaan (prioritasi). 

Daftar Pustaka

  • Budiono, Tania. 2014. Keterkaitan Financial Attitude, Financial Behaviour & Financial Knowledge pada Mahasiswa Strata 1 Universitas Atmajaya Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
  • Widayati, Irin. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan Vol 1. Madiun: IKIP PGRI Madiun.
  • Ulfatun, Titik, dkk. 2016. Analisis Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Tahun Angkatan 2012-2014. Jurnal Pelita Vol.XI No.2.
  • Manurung, Adler H dan Rizky, Lutfi T. 2009. Succesful Financial Planner: A Complete Guide. Jakarta : Grasindo.
  • Remund, David L. 2010. Financial Literacy Explicated: The Case for a Clearer Definition in an Increasingly Complex Economy. The Journal of ConsumerAffairs Vol.44 No.2.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel