Sistem Pembentukan Harga Pada PASAR MONOPOLISTIK (Teori dan Kurva)
Tuesday, February 20, 2018
Edit
Pada kesempatan sebelumnya kita telah mengulas terkait dengan pasa persaingan monopolistik yang meliputi pengertian, ciri - ciri, corak, serta contoh pasar persainngan monopolistik . Namun pada kesempatan kali ini kita akan membahas tuntas tentang sistem pembentukan harga pada pasar monopolistik secara lengkap dan jelas.
Permintaan (demand) bagi suatu pengusaha produk yang dalam keadaan persaingan monopolistik merupakan peralihan dari permintaan bagi pengusaha yang bersaing sempurna dengan pengusaha monopoli. Perbedaan permintaan pada masing-masing jenis pasar disajikan pada Gambar di bawah.
Gambar diatas menjelaskan bahwa kurva permintaan bagi pengusaha yang produksinya bersaing sempurna digambarkan sebagai garis sejajar sumbu horizontal yang ditarik melalui harga pasar yang berlaku. Kurva permintaan bagi pengusaha yang produknya berada pada pasar persaingan monopolistik. Kurva permintaan tersebut sedikit miring turun dari kiri ke kanan.
Kurva Dpm ini bukanlah merupakan kurva permintaan pasar seluruh produk yang pasarnya dalam keadaan persaingan monopolistik, tetapi merupakan permintaan pasar bagi suatu pengusaha atau penjual tertentu. Kurva Dm pada gambar 58c, memperlihatkan kurva permintaan monopoli, dimana penjual adalah tunggal maka kurva permintaan pengusaha sekaligus kurva permintaan pasar.
Dari ketiga kurva tersebut, kurva permintaan dalam kondisi persaingan monopolistik bentuknya berada diantara kurva permintaan persaingan sempurna dengan kurva permintaan monopoli. Ditinjau dari elastisitasnya, elastisitas kurva permintaan kondisi persaingan monopolistik lebih kecil daripada elastisitas permintaan bagi pengusaha dalam kondisi bersaing sempurna tetapi lebih besar daripada elastisitas permintaan dalam kondisi monopoli.
Dalam menentukan kapasitas produksi suatu perusahaan yang pasar produknya dengan persaingan monopolistik, analisa hampir sama saja dengan analisa bagi pengusaha monopoli sempurna dan perusahaan dengan persaingan sempurna. Analisa mana yang digunakan tergantung kepada bentuk kurva permintaan bagi pengusaha tersebut. Artinya, bila kurva permintaan yang dihadapinya adalah elastis sempurna, maka harga penjualan harus sama dengan nilai produk marjinal. Tetapi apabila kurva permintaannya kurang sempurna elastisnya, maka harga penjualan lebih tinggi dari pada nilai produk marjinal yang diperolehnya. Untuk jelasnya perhatikanlah Gambar di bawah.
Gambar diatas menunjukkan keadaan permintaan bagi suatu pengusaha produk yang pasarnya dengan persaingan monopolistik (kurva m). karenanya kurva nilai produk marjinal perusahaan ditunjukkan oleh kurva MR. Kalau kurva pembiayaannya seperti ditunjukkan oleh kurva biaya rata-rata (AC) dan kurva biaya marjinal (MC), maka kapasitas produksi harus dijalankan sebesay Y1 agar tercapai keuntungan maksimum, dimana MC = MR. Harga penjualan dapat ditentukan sebesar P1 rupiah untuk setiap satuan produk adalah sebesar C1 rupiah, maka keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah C1P1 rupiah untuk setiap satuan produk yang dihasilkan.
Apakah suatu pengusaha produk tertentu akan menduduki pasar yang menjurus kepada persaingan sempurna atau monopoli murni tergantung kepada perbedaan produk yang dihasilkannya dengan produk pengganti yang diusahakan oleh pengusaha lain. Makin dekat jarak perbedaan itu makin menjurus pula pasarnya kepada persaingan sempurna. Sebaliknya semakin jauh jarak perbedaan itu semakin dekat dengan bentuk pasarnya kepada monopoli.
Oleh sebab itu dalam rangka usaha mencapai keuntungan yang lebih besar pengusaha produk dengan pasar persaingan monopolistik harus terus mengusahakan agar produk yang dihasilkannya semakin jauh bedanya dengan produk pengganti yang diusahakan oleh pengusaha lain. Cara yang dapat ditempuh untuk memperbesar jarak perbedaan itu antara lain dengan propaganda dan iklan seperti yang banyak sekali kita temui dalam dunia usaha sekarang ini.
Apa yang kita uraikan diatas adalah mengenai kebijaksanaan pengusaha produk dengan pasar persaingan monopolistik dalam jangka pendek untuk menentukan kapasitas produksi. Kesimpulan yang dapat ditarik ialah bahwa untuk jangka pendek yang dituju ialah keuntungan maksimum dengan menekan kapasitas produksi sedemikian rupa sehingga:
MC = MR < PY dan
AC < PY
Untuk jangka panjang umumnya perusahaan yang menghasilkan produk dengan pasar persaingan monopolistik menentukan kapsitas produksi berdasarkan keuntungan normal (normal profit), kecuali jika perusahaan tersebut mampu membendung secara sempurna masuknya pengusaha-pengusaha baru yang juga akan menghasilkan produk yang sama dengan produk yang dihasilkannya. Kalau pengusaha tersebut mampu membendung secara sempurna masuknya pengusaha baru dalam jangka panjang, maka kapasitas produksi dijalankan sedemikian rupa hingga tercapai keuntungan maksimum. Syarat untuk ini ialah:
MCLR = MCSR = MR < PY
ACLR < PY
Dari uraian-uraian diatas tentang pasar dengan persaingan monopolistik terlihat bahwa pasar dengan persaingan monoplolistik itu mempengaruhi harga pasar dan kapasitas produksi. Jika perusahaan produk dengan pasar persaingan monopolistik dapat menahan secara sempurna masuknya pengusaha-pengusaha baru yang akan menyaingi produk yang dihasilkannya, maka harga penjualan dan kapasitas produksi perusahaannya sama dengan keadaan perusahaan monopoli murni. Sebaliknya jika perusahaan itu tidak mampu membendung masuknya perusahaan baru maka harga penjualan dan kapasitas produksi sama sifatnya dengan perusahaan yang pasar produknya bersaing secara sempurna.
Ditinjau dari segi biaya rata-rata, maka perusahaan dengan persaingan monopolistik, biaya rata-rata perusahaannya akan lebih kecil daripada harga penjualan, jika perusahaan itu mampu membendung masuknya pengusaha-pengusaha baru. Dan sebaliknya harga penjualan akan sama dengan biaya rata-rata jika ia tidak mampu membendung masuknya pengusaha-pengusaha baru yang akan menyaingi produk yang dihasilkannya.
Pada pasar produk dengan persaingan monopolistik, jenis produk yang ditawarkan beraneka ragam sekali, walaupun yang sebenarnya produk tersebut satu sama lainnya adalah identik ditinjau dari segi kegunaannya. Keanekaragaman itu muncul karena masing-masing pengusaha berusaha keras untuk memperbesar jarak perbedaan antara produk yang dihasilkannya dengan produk yang dihasilkan pengusaha lain.
Perbedaan itu dapat berupa perbedaan dalam merk, perbedaan dalam pembungkusan, perbedaan dalam warna, perbedaan dalam pelayanan, dan lain-lain sehingga konsumen produk tersebut mempunyai kesempatan memilih yang paling banyak. Lihatlah misalnya dalam bidang obat-obatan, bermacam-macam obat batuk, berbagai ragam obat gosok, dan lain-lain.
Demikian ulasan artikel kami terkait dengan Sistem Pembentukan Harga Pada PASAR MONOPOLISTIK (Teori dan Kurva) yang kami rangkum dari buku bacaan kami. Semoga bermanfaat bagi anda. Mohon maaf bila ada kesalahan dan terima kasih telah berkunjung
Permintaan (demand) bagi suatu pengusaha produk yang dalam keadaan persaingan monopolistik merupakan peralihan dari permintaan bagi pengusaha yang bersaing sempurna dengan pengusaha monopoli. Perbedaan permintaan pada masing-masing jenis pasar disajikan pada Gambar di bawah.
. Kurva Permintaan Untuk Pengusaha Dalam Persaingan Sempurna (a), Persaingan Monopolistik (b) dan Monopoli (c) |
Kurva Dpm ini bukanlah merupakan kurva permintaan pasar seluruh produk yang pasarnya dalam keadaan persaingan monopolistik, tetapi merupakan permintaan pasar bagi suatu pengusaha atau penjual tertentu. Kurva Dm pada gambar 58c, memperlihatkan kurva permintaan monopoli, dimana penjual adalah tunggal maka kurva permintaan pengusaha sekaligus kurva permintaan pasar.
Dari ketiga kurva tersebut, kurva permintaan dalam kondisi persaingan monopolistik bentuknya berada diantara kurva permintaan persaingan sempurna dengan kurva permintaan monopoli. Ditinjau dari elastisitasnya, elastisitas kurva permintaan kondisi persaingan monopolistik lebih kecil daripada elastisitas permintaan bagi pengusaha dalam kondisi bersaing sempurna tetapi lebih besar daripada elastisitas permintaan dalam kondisi monopoli.
Dalam menentukan kapasitas produksi suatu perusahaan yang pasar produknya dengan persaingan monopolistik, analisa hampir sama saja dengan analisa bagi pengusaha monopoli sempurna dan perusahaan dengan persaingan sempurna. Analisa mana yang digunakan tergantung kepada bentuk kurva permintaan bagi pengusaha tersebut. Artinya, bila kurva permintaan yang dihadapinya adalah elastis sempurna, maka harga penjualan harus sama dengan nilai produk marjinal. Tetapi apabila kurva permintaannya kurang sempurna elastisnya, maka harga penjualan lebih tinggi dari pada nilai produk marjinal yang diperolehnya. Untuk jelasnya perhatikanlah Gambar di bawah.
Kapasitas Produksi Untuk Mencapai Keuntungan Maksimum |
Apakah suatu pengusaha produk tertentu akan menduduki pasar yang menjurus kepada persaingan sempurna atau monopoli murni tergantung kepada perbedaan produk yang dihasilkannya dengan produk pengganti yang diusahakan oleh pengusaha lain. Makin dekat jarak perbedaan itu makin menjurus pula pasarnya kepada persaingan sempurna. Sebaliknya semakin jauh jarak perbedaan itu semakin dekat dengan bentuk pasarnya kepada monopoli.
Oleh sebab itu dalam rangka usaha mencapai keuntungan yang lebih besar pengusaha produk dengan pasar persaingan monopolistik harus terus mengusahakan agar produk yang dihasilkannya semakin jauh bedanya dengan produk pengganti yang diusahakan oleh pengusaha lain. Cara yang dapat ditempuh untuk memperbesar jarak perbedaan itu antara lain dengan propaganda dan iklan seperti yang banyak sekali kita temui dalam dunia usaha sekarang ini.
Apa yang kita uraikan diatas adalah mengenai kebijaksanaan pengusaha produk dengan pasar persaingan monopolistik dalam jangka pendek untuk menentukan kapasitas produksi. Kesimpulan yang dapat ditarik ialah bahwa untuk jangka pendek yang dituju ialah keuntungan maksimum dengan menekan kapasitas produksi sedemikian rupa sehingga:
MC = MR < PY dan
AC < PY
Untuk jangka panjang umumnya perusahaan yang menghasilkan produk dengan pasar persaingan monopolistik menentukan kapsitas produksi berdasarkan keuntungan normal (normal profit), kecuali jika perusahaan tersebut mampu membendung secara sempurna masuknya pengusaha-pengusaha baru yang juga akan menghasilkan produk yang sama dengan produk yang dihasilkannya. Kalau pengusaha tersebut mampu membendung secara sempurna masuknya pengusaha baru dalam jangka panjang, maka kapasitas produksi dijalankan sedemikian rupa hingga tercapai keuntungan maksimum. Syarat untuk ini ialah:
MCLR = MCSR = MR < PY
ACLR < PY
Dari uraian-uraian diatas tentang pasar dengan persaingan monopolistik terlihat bahwa pasar dengan persaingan monoplolistik itu mempengaruhi harga pasar dan kapasitas produksi. Jika perusahaan produk dengan pasar persaingan monopolistik dapat menahan secara sempurna masuknya pengusaha-pengusaha baru yang akan menyaingi produk yang dihasilkannya, maka harga penjualan dan kapasitas produksi perusahaannya sama dengan keadaan perusahaan monopoli murni. Sebaliknya jika perusahaan itu tidak mampu membendung masuknya perusahaan baru maka harga penjualan dan kapasitas produksi sama sifatnya dengan perusahaan yang pasar produknya bersaing secara sempurna.
Ditinjau dari segi biaya rata-rata, maka perusahaan dengan persaingan monopolistik, biaya rata-rata perusahaannya akan lebih kecil daripada harga penjualan, jika perusahaan itu mampu membendung masuknya pengusaha-pengusaha baru. Dan sebaliknya harga penjualan akan sama dengan biaya rata-rata jika ia tidak mampu membendung masuknya pengusaha-pengusaha baru yang akan menyaingi produk yang dihasilkannya.
Pada pasar produk dengan persaingan monopolistik, jenis produk yang ditawarkan beraneka ragam sekali, walaupun yang sebenarnya produk tersebut satu sama lainnya adalah identik ditinjau dari segi kegunaannya. Keanekaragaman itu muncul karena masing-masing pengusaha berusaha keras untuk memperbesar jarak perbedaan antara produk yang dihasilkannya dengan produk yang dihasilkan pengusaha lain.
Perbedaan itu dapat berupa perbedaan dalam merk, perbedaan dalam pembungkusan, perbedaan dalam warna, perbedaan dalam pelayanan, dan lain-lain sehingga konsumen produk tersebut mempunyai kesempatan memilih yang paling banyak. Lihatlah misalnya dalam bidang obat-obatan, bermacam-macam obat batuk, berbagai ragam obat gosok, dan lain-lain.
Demikian ulasan artikel kami terkait dengan Sistem Pembentukan Harga Pada PASAR MONOPOLISTIK (Teori dan Kurva) yang kami rangkum dari buku bacaan kami. Semoga bermanfaat bagi anda. Mohon maaf bila ada kesalahan dan terima kasih telah berkunjung