Pengertian Fungsi Produksi, Jenis, Contoh, Teori, dan Rumus Fungsi Produksi
Saturday, January 13, 2018
Edit
Dalam proses produksi seorang produsen mengalokasikan sejumlah faktor produksi untuk menghasilkan produksi barang. Dalam proses produksi terdapat 2 pertimbangan yang menjadi dasar, yaitu berapa produksi yang harus dihasilkan untuk mencapai keuntungan maksimum dan berapa faktor produksi yang harus digunakan untuk mencapai produksi tersebut.
Asumsi dasar produsen dalam pengambilan keputusan adalah :
1. produsen rasional : selalu berusaha mencapai keuntungan maksimum,
2. produsen beroperasi dalam pasar dengan kondisi pasar persaingan sempurna.
Produsen yang rasional bukan berorientasi pada jumlah produksi (output) maksimum atau product oriented melainkan berorientasi pada keuntungan maksimum atau profit oriented. Oleh karenanya dalam proses produksi produsen tidak menggunakan faktor produksi sebanyak-banyaknya untuk memperoleh produksi yang tinggi melainkan mengoptimalkan penggunaan faktor produksi untuk memperoleh jumlah produksi yang bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi atau maksimum.
Pendekatan tradisional pada azas-azas produksi dimulai dengan fungsi produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik atau hubungan teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipakai dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu (misalnya dalam waktu satu jam, satu hari, satu tahun dan sebagainya), tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga-harga faktor produksi yang dipakai, maupun harga produk yang dihasilkan.
Oleh karenanya baik produksi maupun faktor produksi mempunyai satuan yang berbeda mendasarkan pada satuan masing-masing faktor produksi maupun produksinya. Sebagai contohnya, kalau produksi gabah menggunakan satuan, dapat didikuti oleh hektar untuk satuan lahan yang digunakan untuk menanam, kilogram untuk satuan benih, pupuk dan HKP (hari kerja pria) untuk satuan tenaga kerja. Apabila produksi maupun faktor produksi dinilai dalam uang, maka hal tersebut tidak lagi menunjukkan hubungannya dalam fungsi produksi. Secara matematis fungsi produksi itu dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = f (X1, X2,………………….., Xn)
Dimana Y adalah produk yang dihasilkan, sedangkan X1, X2,……….Xn adalah n macam faktor-faktor produksi yang dipakai untuk menghasilkan Y tersebut.
Fungsi di atas hanya menyebutkan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi, tapi belumlah memberikan hubungan kuantitatif antara produk dan faktor-faktor produksi itu. Untuk dapat memberikan hubungan kuantitatif fungsi produksi itu haruslah dinyatakan dalam bentuknya yang khas, seperti misalnya:
(a) Y = a + a1X (fungsi linier)
(b) Y = a + a1X – a2X2 (fungsi kuadratis)
(c) Y = aX1bX2cX3d (fungsi Eksponensial/Pangkat)
(d) dan lain-lain
dimana Y adalah produk yang dihasilkan dan X serta X1, X2 dan X3 adalah faktor-faktor produksi yang dipakai. Di dalam penelitian yang sesungguhnya pemilihan fungsi produksi itu didasarkan pada pengetahuan si peneliti akan hubungan antara produk dan faktor produksi itu, baik pengetahuan teoritis ataupun pengetahuan praktis, disamping juga didasarkan kepada fasilitas hitung menghitung yang tersedia. Fungsi linier adalah yang paling sederhana tetapi belum tentu ia merupakan fungsi yang tepat untuk suatu hubungan tertentu.
Fungsi kuadratis dan fungsi-fungsi tingkat yang lebih tinggi sudah mulai sukar pemecahannya. Tanpa tersedianya fasilitas mesin-mesin hitung yang baik, fungsi-fungsi tingkat tinggi itu sukar dipakai. Fungsi eksponensial (biasanya menggunakan fungsi Cobb-Douglas) itu tidaklah sulit untuk dipakai dalam penelitian sebab setelah variable-variabel yang terdapat didalamnya dinyatakan dalam logaritma, maka fungsi itu menjadi fungsi linier aditif. Proses melinearkan fungsi yang eksponensial digunakan untuk persyaratan digunakannya metode Ordinary Least Square (OLS) guna menduga parameter regresi dari fungsi produksi tersebut.
Jumlah produk Y yang dihasilkan tergantung dari kuantitas dan kualitas faktor-faktor produksi yang digunakan selama proses produksi. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi produk Y yang dihasilkan itu dengan menambah atau mengurangi jumlah pemakaian satu atau lebih faktor produksi, dengan asumsi kualitas faktor-faktor produksi itu tidak berubah. Dengan pemakaian jumlah faktor-faktor produksi yang sama produk Y dapat pula dinaikkan dengan manaikkan kualitas faktor-faktor produksi tersebut.
Sebagai contoh produksi dapat ditingkatkan dengan pemakaian tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan ketrampilan yang lebih tinggi. Disamping itu jumlah produk Y yang dihasilkan juga tergantung dari teknologi produksi yang digunakan.
Faktor-faktor produksi yang dipergunakan didalam suatu proses produksi dibagi dalam dua jenis, yaitu yang sifatnya tak habis dipakai dalam satu periode produksi dan yang habis dipakai dalam periode itu. Jenis pertama disebut faktor produksi tetap (fixed faktor of production). Jenis kedua disebut faktor produksi variable, yaitu faktor produksi yang habis terpakai dalam satu kali proses produksi, sehingga harus mengadakan lagi untuk produksi berikutnya. Di dalam fungsi produksi faktor produksi tetap dan variabel dituliskan terpisah sebaga berikut :
Y = f (X1/X2, X3,………………Xn)
Fungsi tersebut punya makna, produk Y merupakan fungsi dari faktor produksi variable X1, jika faktor-faktor produksi X2 dan X3,…………..Xn ditetapkan pemakaiannya pada suatu tingkat tertentu.
Sebagai contoh produksi gabah, maka fungsi produksi tersebut menunjukkan berbagai pilihan pengusaha akan menggunakan faktor produksi lahan, pupuk dan lain-lain. Sebagai misal dapat disebutkan, berapa kuintal pupuk harus digunakan untuk satu hektar tanaman padi, berapa kilogram serat kasar harus diberikan kepada sapi perah dan sebagainya. Untuk dapat menjawab persoalan-persoalan semacam itu, pengusaha perlu mempunyai pengertian mengenai fungsi produksi dari usaha yang dia kerjakan.
Hubungan antara berbagai faktor produksi variabel dapat ditunjukkan melalui penggunaan kurva-kurva. Bentuk kurva-kurva itu dapat bermacam-macam. Tidak ada satu kurvapun yang dapat mencerminkan segala kemungkinan dari semua perusahaan-perusahaan, sebab adanya alokasi faktor produksi yang berbeda-beda.
Namun hubungan antara faktor produksi dan produksi secara umum dapat digambarkan oleh suatu macam kurva yang hipotetis. Didalam mempelajari tingkat penggunaan faktor produksi dalam suatu proses produksi, ada tiga buah kurva yang penting untuk dipelajari, yaitu: (1) kurva produk total (Total Product = TP), (2) kurva produk rata-rata (Average Product = AP) dan (3) kurva produk marginal (Marginal Product =MP)
Demikian ulasan artikel kami terkait dengan Pengertian Fungsi Produksi dan Macam - Macam Fungsi Produksi yang kami rangkum dari buku bacaan pribadi kami yang dapat anda jadikan sebagai makalah fungsi produksi. Mohon maaf bila ada kesalahan dan terima kasih telah berkunjung.
Sumber: Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro. Jakarta: CSS.