Info Penting Bagi Guru Tentang Pernyataan Mendikbud

Info Penting Bagi Guru Tentang Pernyataan Mendikbud

Info Penting Bagi Guru Tentang Pernyataan Mendikbud - Setelah peringatan hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyerukan gerakan 'Ayo Hormati Guru'. Saat membuka Rapat Evaluasi Implementasi Pendampingan Kurikulum 2013 untuk Tahun 2016 di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jatim, di Surabaya, beberapa waktu lalu Muhadjir menyebut tidak ada satupun profesi yang tidak berutang budipada guru.
"Profesi itu hanya dua di dunia ini, yakni guru dan Lainnya. Karena tidak ada profesi lain yang muncul kalau tidak ada campur tangan guru. Seorang dokter tidak akan pernah menjadi dokter apabila tidak diajar oleh guru, seorang tentara juga tidak akan pernah menjadi tentara apabila tidak karena guru, begitu juga dengan presiden, sehingga profesi guru inisangatlah penting," tegasnya.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menilai guru melakukan pengorbanan luar biasa dalam karirnya.
"Seorang Guru bisa menjadikan muridnya untuk jadi dokter, bupati, atau presiden sekalipun, tetapi belum tentu dapatmenjadikan anaknya menggapai cita-citanya. Ini pengorbanan yang luar biasa dari seorang guru, maka saya percaya guru lebih dekat jalan ke surga dengan bekal ilmu yang disampaikannya," ujarnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta guru tidak lagi membebani murid dengan mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Menurutnya LKS telah membuat fungsi utama guru yakni merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pendidikan tidak berjalan optimal.
"Guru tidak boleh hanya pasrah pada LKS sehingga fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi malah dilakukan oleh LKS dan bukan hasil dari perencanaan yang matang oleh guru," ujarnya dalam pernyataannya, Selasa(22/11/2016).
Selain itu Muhadjir menyebut adanya dugaan oknum guru yang hanya mencari keuntungan dari penerbit dengan menjual LKS. Bahkan keuntungan yang diperoleh bisa mencapai triliunan rupiah jika dikalkulasi secara nasional.
"Sungguh pekerjaan yang nista apabila seorang guru hanya cari rabat (dari penjualan LKS)," tegas mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini. Di sisi lain efektifitas LKS pada siswa juga tidak terukur. Bahkan Muhadjir menyebut tidak jarang pekerjaan rumah yang dibebankan guru melalui LKS pada siswa justru tidak dikerjakan sendiri.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel