Ketika Hidayah Berbicara, Lawanpun Seketika Menjadi Kawan
Saturday, November 19, 2016
Edit
Sahabat muslim dimanapun berada ketahuilah bahwa hidayah itu mahal harganya. Hanya orang-orang yang Allah kehendaki saja yang bisa menerima cahaya hidayah dari Allah subhanahu wataala. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang betapa hidayah itu bisa diturunkan kepada siapa saja, bahkan kepada orang kafirpun hidayah bisa turun.
Suatu hari terjadi perang yang disebut dengan perang yarmuk, yaitu perang antara umat muslim dengan bangsa bizantium romawi. Dalam perang tersebut umat islam dipimpin oleh Khalid bin Walid yang dikenal dengan saifullah atau pedang Allah dan pasukan Romawi dipimpin oleh George bin Todzira. Saat terjadi perang ada peristiwa yang menapjukan. Ketika kedua pasukan itu bertemu George memanggil Khalid bin Walid. Khalid pun datang dan menyerahkan pimpinan pasukan kepada Abu Ubaidillah. Keduanyapun bertemu bahkan diceritakan leher dari tunggangan mereka sampai bertautan.
Dalam pertemuan itu George menanyakan beberapa hal kepada Khalid bin Walid. Dia bertanya tentang pedang Tuhan yang diturunkan kepada Nabinya dan seruan apa yang akan disampaikan kepadanya. Menanggapi pertanyaan itu Khalid menyatakan bahwa Tuhan tidak menurunkan pedang kepada Nabi-Nya. Khalid menceritakan bahwa pada awalnya dia juga bukanlah orang yang mengikuti islam tapi karena hidayah datang padanya maka saat ini dia menjadi seorang muslim. Dan orang-orang pun mendoakannya agar dia selalu mendapatkan kemenangan sehingga dia diberi gelar sebagai saifullah atau pedangnya Allah. Kemudian menanggapi seruan apa yang akan disampaikan, Khalid menjawab bahwa kesaksian tidak ada tuhan selain Allah dan kesaksian bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Dan meyakini bahwa wahyu Allah adalah kebenaran yang datang dari sisi-Nya.
Mendapat jawaban tersebut George pun merasa senang karena dia tahu Kalid telah menjawab pertanyaannya dengan jujur. George juga masih mengajukan beberapa pertanyaan lagi yang salah satunya adalah tentang kedudukan orang-orang yang menerima seruan dari islam.
Khalid menjawab bahwa kedudukan mereka sama, dalam hal kewajiban-kewajiban yang diperintahkan, baik itu orang mulia, maupun orang biasa, baik yang awal memeluk islam maupun yang kemudian. Pembicaraanpun masih berlanjut. Dan karena datang hidayah dari Allah maka George akhirnya masuk islam. Diapun diajak ke tenda Khalid bin Walid. Disana Khalid menyediakan air untuk berwudlu dan George menunaikan shalat 2 rakaat.
Mendengar pengakuan George tersebut pasukan Bizantium menjadi marah. Mereka menargetkan akan membunuh George dalam pertempuran antara pasukan muslim dengan pasukan romawi. Dalam pertempuan kemudian George terluka parah dan akhirnya dia gugur sebagai syahid.
George adalah salah satu syuhada islam. Dia mendapat hidayah saat peperangan berlangsung. Dia juga hanya melaksanakan wudlu sekali dan shalat 2 rakaat sekali tapi karena hidayah dari Allah dia ditunjuk sebagai salah satu orang yang gugur di medan perang dan menjadi syuhada Allah.
Itulah kisah tentang hidayah Allah yang datang kapanpun. Kisah di atas memberi pelajaran bahwa tujuan utama perang adalah berdakwah bukan untuk membunuh.
Suatu hari terjadi perang yang disebut dengan perang yarmuk, yaitu perang antara umat muslim dengan bangsa bizantium romawi. Dalam perang tersebut umat islam dipimpin oleh Khalid bin Walid yang dikenal dengan saifullah atau pedang Allah dan pasukan Romawi dipimpin oleh George bin Todzira. Saat terjadi perang ada peristiwa yang menapjukan. Ketika kedua pasukan itu bertemu George memanggil Khalid bin Walid. Khalid pun datang dan menyerahkan pimpinan pasukan kepada Abu Ubaidillah. Keduanyapun bertemu bahkan diceritakan leher dari tunggangan mereka sampai bertautan.
Dalam pertemuan itu George menanyakan beberapa hal kepada Khalid bin Walid. Dia bertanya tentang pedang Tuhan yang diturunkan kepada Nabinya dan seruan apa yang akan disampaikan kepadanya. Menanggapi pertanyaan itu Khalid menyatakan bahwa Tuhan tidak menurunkan pedang kepada Nabi-Nya. Khalid menceritakan bahwa pada awalnya dia juga bukanlah orang yang mengikuti islam tapi karena hidayah datang padanya maka saat ini dia menjadi seorang muslim. Dan orang-orang pun mendoakannya agar dia selalu mendapatkan kemenangan sehingga dia diberi gelar sebagai saifullah atau pedangnya Allah. Kemudian menanggapi seruan apa yang akan disampaikan, Khalid menjawab bahwa kesaksian tidak ada tuhan selain Allah dan kesaksian bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Dan meyakini bahwa wahyu Allah adalah kebenaran yang datang dari sisi-Nya.
Mendapat jawaban tersebut George pun merasa senang karena dia tahu Kalid telah menjawab pertanyaannya dengan jujur. George juga masih mengajukan beberapa pertanyaan lagi yang salah satunya adalah tentang kedudukan orang-orang yang menerima seruan dari islam.
Khalid menjawab bahwa kedudukan mereka sama, dalam hal kewajiban-kewajiban yang diperintahkan, baik itu orang mulia, maupun orang biasa, baik yang awal memeluk islam maupun yang kemudian. Pembicaraanpun masih berlanjut. Dan karena datang hidayah dari Allah maka George akhirnya masuk islam. Diapun diajak ke tenda Khalid bin Walid. Disana Khalid menyediakan air untuk berwudlu dan George menunaikan shalat 2 rakaat.
Mendengar pengakuan George tersebut pasukan Bizantium menjadi marah. Mereka menargetkan akan membunuh George dalam pertempuran antara pasukan muslim dengan pasukan romawi. Dalam pertempuan kemudian George terluka parah dan akhirnya dia gugur sebagai syahid.
George adalah salah satu syuhada islam. Dia mendapat hidayah saat peperangan berlangsung. Dia juga hanya melaksanakan wudlu sekali dan shalat 2 rakaat sekali tapi karena hidayah dari Allah dia ditunjuk sebagai salah satu orang yang gugur di medan perang dan menjadi syuhada Allah.
Itulah kisah tentang hidayah Allah yang datang kapanpun. Kisah di atas memberi pelajaran bahwa tujuan utama perang adalah berdakwah bukan untuk membunuh.