Teknik Pengambilan Sampel Terbaru dan Terlengkap

Teknik penentuan sampel (sampling) adalah cara untuk menetukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.


 adalah cara untuk menetukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan d Teknik Pengambilan Sampel Terbaru dan Terlengkap

Ada beragam cara teknik sampling dengan bertolak pada asumsi yang sama, yaitu teknik penentuan sampel harus secara maksimal memungkinkan diperolehnya sampel yang representatif. Untuk itu, dikenal dua jenis teknik penentuan sampel, yaitu penentuan sampel secara acak(random sampling) yang memiliki kemungkinan tinggi untuk menentukan sampel yang representatif dan teknik penentuan sampel secara tak acak (non-random sampling), yang lebih rendah kemungkinannya menghasilkan sampel yang representatif.

Teknik Penentuan Sampel Secara Acak
Teknik ini menghasilkan sampel probabilitas, yaitu sampel dari populasi yang anggotanya diberi peluang yang dapat dihitung untuk dipilih menjadi anggota sampel. Penentuan sampel dengan cara ini harus dengan metode yang sesuai dengan ciri populasi dan tujuan penelitian. Penentuan sampel probabilitas dapat dilakukan apabila terdapat daftar anggota populasi yang lengkap, kemudian ditentukan sampel dengan memberikan peluang yang telah dihitung untuk setiap anggota populasi. Teknik penentuan sampel secara acak yang sering digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

#1. Simple Random Sampling
Sampel diambil sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jika besar sampel yang kita inginkan berbeda, peluang untuk tiap anggota populasi pun juga berbeda. Contoh; jumlah populasi (N)=500 anggota, diambil sampelnya (n)= 50 orang =, besarnya peluang tiap anggota untuk terpilih menjadi sampel adalah n/N=50/500 =0,1.

Ada dua cara penentuan sampel dengan menggunakan Simpel Random Sampling, yaitu: cara undian dan tabel angka acak. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam penentuan sampel secara simple random sampling adala: Pertama tersedianya daftar anggota popoulasi, kedua Tingkat keseragaman tinggi, ketiga Keadaan populasi tidak terlalu besar secara geografis.

#2. Systemaric Random Sampling
Systemaric Random Sampling merupakan suatu teknik penentuan sampel yang anggota pertamanya saja dipilih secara acak, selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertent. Sampel acak sistematis ini  dapat digunakan dalam keadaan apabila Nama atau identifikasi dai satuan anggota populasinya terdapat dalam suatu daftar shingga satuan tersebut dapat diberi nomor urut, Populasi mempunya pola beratuaran seperti blok-blok dalam suatu kotak, atau rumah pada suatu jalan sehingga dapat diberi nomor urut.

#3. Stratified Random Sampling
Teknik dapat digunakan apabila penentuan sampel tidak hanya tergantung pada besarnya populasi, tetapi pada peubah yang dianalisis (yang terungkap dalam hipotesis). Dalam hal ini, populasi dibagi menjadi beberapa stratum dengan peubah tertentu. Anggota populasi dari stratum dipilih secara acak, kemudian dijumlahkan. Jumlah keseluruhan anggota stratum membentuk anggota sampel yang disebut sampel secara acak terstratifikasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan sampel secara acak terstratifikasi yaitu: petama Kriteria yang akan digunakan sebagai dasar penentuan stratum harus jelas. Kriteria tersebut adalah peubah yang akan diteliti atau peubah lain yang erat kaitanya dengan peubah yang diteliti, kedua Data tentang populasi yang dapat digunakan untuk menentukan kriteria dalam stratifikasi. Ada dua cara dua cara penentuan sampel terstratifikasi, yaitu secara proporsional dan tidak proporsional.

#4. Cluster Sampling 
Cluster Sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompook unit-unit yang kecil, atau cluster. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi. Unsur-unsur dalam populasi sifatnya tidak homogen,  yang berbeda dengan unit-unit elementer dalam strata. Tiap cluster mempunyai anggota yang heterogen menyerupai populasi sendiri.

Selain itu, teknik ini digunakan apabila daftar anggota populasi tidak tersedia dan membutuhkan waktu lama serta biaya yang tinggi untuk memperolehnya. Langkah-langkahnya adalah populasi dibagi kedalam kelompok (cluster). Masing-masing kelompok yang terbentuk mempunyai ciri yang sama dengan ciri populasi. Oleh karena itu, penelitia harus mengetahui keadaan populasi. Setetlah kelompok ditetapkan, sampel dapat ditentukan secara acak.

Teknik Penentuan Sampel Tak Acak (Non-Random Sampling)
Teknik Penentuan Sampel Tak Acak juga disebut sebagai teknik Non-random sampling. Dalam teknik ini, populasi tidak diberi peluang yang dapat dihitung untuk dipilih menjadi anggota sampel. Anggota sampel dipilih berdasarkan perkembangan tertentu dan harus representative. Untuk itu, ciri populasi harus dikenal dengan baik. Penentuan tak acak dilakukan karena tidak adanya daftar populasi. 

#1. Penentuan Sampel Secara Kebetulan (Accidental Sampling)
Penentuan sampel ini juga sering disebut juga sebagai Accidental Sampling. Anggota sampel ditentukan dengan sederhana yaitu dengan memilih responden terdekat yang dijumpai pertamakali pada saat itu juga. Contoh: dalam penelitian tentang pendapat penonton terhadap film baru disaksikan, peneliti langsung mewawancarai penonton yang dijumpai pada saat itu. Jumlah penonton yang diwawancarai sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan. 

#2. Penentuan Sampel Secara Sengaja (Purposive Sampling)
Penentuan sampel ini sering disebut Purposive Sampling,  dimana anggota sampel ditentukan berdasarkan ciri tertentu yang dianggap memiliki hubungan erat dengan ciri populasi. Dalam hal ini, peneliti dengan sengaja menentukan anggota sampelnya berdasarkan pengetahuannya tentang populasi. Contoh: Dalam penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pendapat konsumen rokok X, peneliti menentukan sejumlah perokok rokok X sebagai sampel.

#3. Penentuan Sampel Jatah (Quota sampling)
Dalam penentuan sampel jatah   (quota sampling) ini, populasinya dibagi menjadi setrata. Kemudian setiap strata ditentukan jatah sampelnya yang kurang lebih seimbang. Contohnya: dari penelitian tentang pendapat pemrisa TV terhadap acara dari desa kedesa, peneliti membandingkan pendapat mereka yang berpendidikan rendah dan tinggi (kedua kelompok ini menjadi strata). Misalnya, diketahui jumlah pemirsa berpendidikan rendah adalah 80 juta. Sampel yang akan ditetapkan adalah 200 orang, maka sampel dalam strata pemirsa berpendidikan tinggi 50 orang dan yang rendah 150 orang. Akhirnya anggota sampel ditentukan dengan kebetulan, tanpa daftar nama.

Nah Gaes, Itulah Artikel terkai dengan Teknik Penentuan Sampel Terbaru dan Terlengkap yang kami rangkum dari buku panduan praktikum laboratorium komunikasi dan penyuluhan pertanian universitas jember. semoga berguna dan bermanfaat . terkait dengan pembahasan ini apakah ada yang ditanyakan gaes ?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel